BAB II
PEMBAHASAN
LANJUTAN PEMBUKUAN HADIST ABAD KE V
SAMPAI SEKARANG
HADIST PADA ABAD KE V
Pembukuan
hadist dan usaha ulama ahli fiqih pada abad v sampai sekarang adalah
mengklasifikasikan hadist – hadist yang sejenis kandunganya atau sejenis sifat
– sifat isinya dalam suatu kitab hadist.
Penulisan
dan pembukuan hadist pada abad ke v dan sesudahnya tidak banyak berbeda dengan
kitab – kitab hadist yang di susun pada abad ke empat, karena hanya bersifat
menyempurnakan penyusunan materi hadistnya maupun teknik pembukuan. Kitab –
kitab hadist yang terkenal pada abab kelima hijriah adalah sebagai berikut :
As-sunanul kubra
As-sunanul shugra ( kedua kitab ini
karya imam baihaqi )
Al-jami’ bainash shahihaini karya ismail
ibnu ahmad
Bahlul asanid karya hasan ibn ahmad As –
samarqandi
BAB III
HADIST PADA ABAD KE VI
Pada
periode keenam ini, ulama hadist pada umumnya hanya memperpegangi kitab – kitab
hadist yang telah ada, sebab seluruh hadist pada abad IV ( awal periode keenam
ini ). Telah
terhimpun
dalam kitab-kitab hadist tersebut. Kegiatan ulama yang menonjol dalam
memelihara dan mengembangkan hadist nabi yang telah terhimpun dalam kitab –
kitab hadist tersebut, adalah dengan cara :
·
a. mempelajarinya.
·
b. menghapalnya.
·
c. memeriksa dan menyelidiki sanad-
sanadnya.
·
d. menyusun kitab – kitab baru dengan
tujuan untuk memelihara, menertibkan dan menghimpun segala sanad dan muatan
yang saling berhubungan serta yang telah termuat secara terpisah dalam kitab –
kitab yang telah ada tersebut.
Bentuk
penyusunan kitab hadist pada masa periode ini :
Para ulama hadist
periode ini memperkenalkan sistem baru dalam penulisan hadist, yaitu :
kitab Athraf
kitab Mustadhrak
kitab Jami
HADIST
PADA ABAD VII
A. KEGIATAN
PERIWAYATAN HADIST PADA PERIODE INI
Sedikit
sekali ulama hadist pada periode ini melakukan periwayatan hadist secara haalan
sebagaimana di lakukan oleh ulama mutaqaddimin, di antaranya yaitu :
1. Al
traqi ( w. 806 H / 1404 M ) dia berhasil mendiktekan hadist secara hapalan
kepada 400 majelis sejak 796 H / 1394 M dan juga menulis beberapa kitab hadist.
2. Ibn
hajar al asqaini ( w. 852 H / 1448 M ) seorang penghapal hadist yang tiada
bandingnya pada masanya. Dia telah mendektekan hadist pada 1000 majelis dan
menulis sejumlah kitab yang berkaitan dengan hadist.
3. Al
sakhawi ( w. 902 H/ 1497 M ) murid ibn hajar yang telah mendektekan hadist
kepada 1000 majelis dan menulis sejumlah buku.
4. Fath
al bari, oleh ibn hajar al asqalani, yaitu syarah shahih kitab al bukhari.
5. Al
minhaj, oleh al nawawi, yang mensyarahkan kitabshahih muslim.
6. Aun
al- ra’hud, oleh syams al haq al abadi, syarah sunan abu daud.
Factor akibat hadist
berkembang melalui hapalan yaitu :
Ø Ingatan
orang arab masih kuat
Ø Rasul
masih hidup
Ø Ummy
( orang arab banyak yang buta huruf ).
Factor boleh menulis hadist .
Ø Lemah
ingatanya
Ø Jauh
jaraknya dari sumber hadist
MULAI
PERTENGAHAN ABAD VII SAMPAI SEKARANG
A.
Kegiatan periwayatan hadist pada periode
ini
Periode
ini di mulai sejak kekhalifahan abbasiyah di taklukkan oleh tentara tar-tar (
656 H / 1258 ). Yang kemudian kekhalifahan abbasiyah tersebut di hidupkan oleh
di nasty makluk hanyalah sekedar symbol saja agar daerah – daerah islam yang
lain dapat mengakui mesir sebagai pusat pemerinthan islam. Dan selanjutnya
mengakui di nasty makhluk sebagai pengusaha dunia islam.
Pada
permulaan abad VII, muncullah seorana tokoh di turki, bernama utsman kajuk. Ia
membina kerajaan di turki dari puing – puing peninggalan bani saljuk yang masih
ada di asia tengah. Utsman bersama keturunanya berusaha menaklukkan kerajaan –
kerajaan kecil yang ada di sekitarnya, sehingga dengan demikian utsman berhasil
membangun daulah utmaniyah yang berpusat di turki. Daulah utmaniyah akhirnya
berhasil menaklukkan konstantinopel dan mesir, sekaligus menghilangkan khilafah
abbasiyah. Dan mulai saat itu, berpindahlah khilafah islamiyah dari mesir ke
konstantinopel.
Pada
permulaan abad ke – 13 ( awal abad ke-19M), mesir di bawah pimpinan Muhammad
ali, mulai bangkit memulihkan kekuatanya dan berusaha mengembangkan kejayaan
mesir pada masa silam. Bertepatan dengan masa itu pula, kerajaan – kerajaan
eropa telah kuat dan ingin menguasai dunia. Mereka secara bertahap mulai
menguasai daerah – daerah islam, sehingga pada abad ke -19 M sampai awal abad
20M hampir seluruh wilayah islam di jajah oleh bangsa eropa. Kebangkitan
kembali umat islam baru pada abad pertengahan ke – 20M.
Ulama
–ulama islam barulah mampu mengadakan kontak antar mereka, setelah semangat
kebangkitan islam mulai tumbuh dan mendobrak belenggu penjajahan bangsa eropa
di Negara – Negara yang penduduknya mayoritas beragama islam.
Sejalan
dengan keadaan dan kondisi daerah – daerah islam di atas, maka kegiatan
periwayatan hadits pada periode ini di lakukan dengan cara ijazah dan
mukatabah.
B.
Bentuk penyusunan hadis pada periode ini
Kegiatan yang terbanyak yang di lakukan oleh para ulama
pada periode ini, pda umumnya adalah mempelajari kitab-kitab hadist yang telah
ada, kemudianbmengembangkanya atau meringkasnya sehingga menghasilkan jenis
karya sebagai berikut :
v 1.
Kitab syarah
v 2.
Kitab mukhtashar
v 3.
Kitab zawa’id
v 4.
Kitab penunjuk ( kode indeks ) hadits
v 5.
Kitab terjemahan hadist
v 6.
Kitab takhrij
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang
telah melimpahkan kekuatan lahir batin kepada kami. Sehingga melalui proses
yang panjang, pada akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan, yang nantinya
dapat di pergunakan oleh para pembaca. Kemudian shalawat dan salam semoga di
limpahkan oleh Allah SWT kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad SWT. Karena
berkat beliaulah kita dapat membedakan perkara yang had dan yang bathil, serta
senantiasa kita jadikan contoh dan suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari.
Didalam makalah ini di sajikan tentang lanjutan pembukuan
hadits mulai dari pembukuan hadist pada abad V, pembukuan haedist pada abad VI,
sampai perkembangan hadist pada abad VII sampai sekarang ini. Di harapkan isi
makalah ini bisa menunjang terselenggarakaanya proses pembelajaran dengan baik
atau sesuai dengan yang di inginkan.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih bannyak
mengandung kelemahan dan kekurangan-kekurangan. Dengan kata lain “ tak ada
gading yang tak retak” oleh karena itu kami akan sangat menghargai kepada siapa
saja yang berkenan memberikan masukan, baik berupa koreksi maupun kritik, yang
nantinya dapat kami jadikan pelajaran bagi penyempurnaan makalah kami pada
masa-masa yang akan dating.
Dengan berbagai kekurangan dan kelemahannya, semoga
makalah ini akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya dalam rangka proses
pembelajaran.
Tembilahan,
maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
pengantar………………………………………………………………………………..…i
Daftar
isi……………………………………………………………………………….…………ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang…………………………………………………………………………….1
B.
Rumusan
masalah………………………………………………………………................1
C.
Tujuan masalah……………………………………………………………………………1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pembukuan
hadist pada abad V……………………………………………………….2
B. Pembukuan
hadist pada abad VI………………………………………………………2
C. Pembukuan
hadist pada abad VII ………………………………………………….…3
D. Pembukuan
hadist periode sekarang………………………………………………….4
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………………….7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Pembukuan hadist dan usaha ulama
ahli fiqih pada abad v sampai sekarang adalah mengklasifikasikan hadist –
hadist yang sejenis kandunganya atau sejenis sifat – sifat isinya dalam suatu
kitab hadist.
Penulisan
dan pembukuan hadist pada abad ke v dan sesudahnya tidak banyak berbeda dengan
kitab – kitab hadist yang di susun pada abad ke empat, karena hanya bersifat
menyempurnakan penyusunan materi hadistnya maupun teknik pembukuan.
B.
Rumusan
masalah
Lanjutan
pembukuan hadist :
ü 1.
Perkembangan hadist pada abad V
ü 2.
Perkembangan hadist pada abad VI
ü 3.
Perkembangan hadist pada abad VII sampai sekarang
C.
Tujuan
masalah
·
1. Untuk mengetahui perkembangan hadist
pada abad ke V
·
2. Untuk mengetahui perkembangan hadist
pada abad VI
·
3. Untuk mengetahui perkembangan hadist
pada abad VII sampai saat sekarang ini
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian makalah ini dapat
di simpulkan bahwa dalam pembukuan hadist pada abad V terdapat Penulisan dan
pembukuan hadist pada abad ke v dan sesudahnya tidak banyak berbeda dengan
kitab – kitab hadist yang di susun pada abad ke empat, karena hanya bersifat
menyempurnakan penyusunan materi hadistnya maupun teknik penulisanya. Pada
periode keenam ini, ulama hadist pada umumnya hanya memperpegangi kitab – kitab
hadist yang telah ada, sebab seluruh hadist pada abad IV ( awal periode keenam
ini ). Telah terhimpun dalam kitab-kitab hadist tersebut. Kegiatan ulama yang
menonjol dalam memelihara dan mengembangkan hadist nabi yang telah terhimpun
dalam kitab – kitab hadist tersebut,. Sedikit sekali ulama hadist pada period
eke VII ini melakukan periwayatan hadist secara haalan sebagaimana di lakukan
oleh ulama mutaqaddimin, di antaranya yaitu :Pada permulaan abad VII, muncullah
seorana tokoh di turki, bernama utsman kajuk. Ia membina kerajaan di turki dari
puing – puing peninggalan bani saljuk yang masih ada di asia tengah. Utsman
bersama keturunanya berusaha menaklukkan kerajaan – kerajaan kecil yang ada di
sekitarnya, sehingga dengan demikian utsman berhasil membangun daulah utmaniyah
yang berpusat di turki. Daulah utmaniyah akhirnya berhasil menaklukkan
konstantinopel dan mesir,
DAFTAR
PUSTAKA
Rahman.
Factur. 1970. Ikhtisar mushthalalul
hadist. Bandung. PT. Alma’ arif.
www.
Google.com